Article Detail


Sains Itu Menyenangkan “Pencampuran Warna”

Pagi yang cerah di hari Selasa, 23 September 2025, ruang kelas berubah menjadi laboratorium mini. Pada kegiatan ini murid-murid kelas B diajak untuk melakukan kegiatan eskperimen pencampuran warna bersama dengan ibu guru. Kegiatan tidak langsung dimulai dengan pencampuran warna, melainkan dengan persiapan bahan. Anak-anak dengan sigap mengambil alat-alat seperti gelas, mangkok, air, dan pewarna makanan. Mereka dengan antusias mengisi mangkok-mangkok kecil dengan air jernih dan meletakkannya di atas meja. Setelah semua bahan siap, giliran pewarna makanan mengambil peran. Dengan bimbingan, anak-anak meneteskan pewarna merah, biru, dan kuning ke dalam gelas dan mangkok-mangkok yang berbeda. Ini adalah langkah awal yang sangat penting, karena merah, biru, dan kuning adalah warna dasar atau warna primer.

Dari tiga warna dasar tersebut ternyata dapat dihasilkan warna yang berbeda-beda. Dengan menggunakan peralatan yang ada anak-anak diajak untuk mencampurkan dua warna dasar yang berbeda. Melalui hasil pencampuran warna anak-anak menemukan bahwa pewarna merah jika dicampurkan dengan kuning akan berubah menjadi ingga kemerahan. Mencampurkan biru dengan kuning hasilnya adalah hijau yang indah. Dari kegiatan ini anak-anak belajar bahwa setiap warna baru yang mereka ciptakan—seperti jingga, hijau, atau ungu—dikenal sebagai warna sekunder.

Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa sains bukanlah sesuatu yang rumit Sains ada di mana-mana, bahkan dalam pewarna makanan yang kita gunakan. Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang teori warna, tetapi juga mengembangkan kemampuan observasi, berpikir kritis, dan rasa ingin tahu yang akan menjadi bekal berharga di masa depan. Nilai Tarakanita Competence menjadi semakin terasah melalui kegiatan seru yang menyenangkan. Mereka memahami bahwa setiap hasil yang mereka dapatkan bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari sebab dan akibat yang dapat dijelaskan secara ilmiah.

Tarakanita…

One Heart…

One Spirit…

Salam peneliti cilik.


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment